Kamis, 18 Oktober 2012

...PASANGAN TUA ITU MEMBUATKU TAKJUB...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Hari ini, selepas sholat subuh, aku pergi ke pasar tradisional dengan khadimat setiaku. Kami berangkat pagi-pagi sekali karena dua alasan – lokasi parkir yang enak dan 
pilihan ikan segar yang lebih banyak. Jadi, di sanalah kami, di pagi buta, berjuang mencari jalan di antara ramainya para pedagang ikan, berusaha mendapatkan ikan terbaik. Satu jam kemudian kami sudah siap untuk memasukan “tangkapan hari ini” ke dalam mobil ketika aku melihat sesuatu yang menyentuh hatiku.

Seorang bapak tua bersama istrinya, keduanya berusia enam puluhan, sedang mendorong gerobak yang sarat di muati sayuran. Aku berjalan menghampiri mereka dan bertanya apakah sayuran itu di jual.

“Ya, nak,” si istri menjawab sambil tersenyum, dengan niat supaya pasangan ini dapat untung lebih cepat dan pulang lebih awal, aku memutuskan untuk membeli sekaligus banyak. Setelah memilih-milih sayuran yang akan ku beli, aku membayar dan mulai berbincang dengan mereka. Sesudah obrolan berjalan lima belas menit, aku tahu bahwa anak-anak mereka sudah dewasa semua, berpendidikan tinggi, dan juga sangat sukses. MASYAALLAH! Aku jadi penasaran.

Jika anak-anak mereka sukses, mengapa mereka harus berat di usia yang setua ini? Apakah mereka di telantarkan? Di mana anak-anak mereka? Apa anak-anak itu tidak melihat betapa kerasnya kehidupan orangtua mereka? Tidakkah mereka merasa bertanggung jawab?

Seolah bisa melihat rentetan pertanyaan dalam kepalaku, bapak tua itu berkata, “Begini, Nak, Bapak dan Istri Bapak ini menanam sayuran sendiri dan sudah berjualan di pasar ini sejak kami masih muda. Dengan cara itulah kami mampu mengirim anak-anak kami ke sekolah perguruan tinggi. Kami tidak kaya, tapi yang kami miliki, cukup untuk kami semua. Setiap suapan yang masuk ke mulut kami di peroleh dari usaha sayuran ini, Alhamdulillah. Jadi, sekarang, meskipun kami hidup berkecukupan dari uang yang di kirim dari anak-anak kami, kami merasa bahwa sepanjang kami masih bisa memperoleh penghasilan yang halal, selayaknyalah kami terus bekerja. Bekerja baik untuk kami, di sarankan oleh agama, dan, selain itu, kami juga butuh olahraga,” katanya sambil terkekeh.

Sewaktu kutanya berapa lama dia berencana terus bekerja, bapak itu berkata ceria, “Sampai Bapak berhenti nafas, Nak—sampai hari Allah mengambil kemampuan bapak bekerja. “

SUBHANALLAH…Aku tak sanggup berkata-kata, hanya kurasakan hangat disudut mataku. Sungguh luar biasa sikap pasangan ini. Mereka benar-benar membuatku TAKJUB. Inilah pertama kalinya dalam hidupku aku melihat orang-orang yang begitu bangga pada pekerjaan mereka dan menolak menerima pemberian, meski punya hak yang sah untuk menerima. SUBHANALLAH!

Sekarang aku betul-betul mengerti apa yang pernah di katakan Seorang bijak:Bekerja adalah cinta yang di wujudkan. Dan jika kau tidak bisa bekerja dengan cinta, tetapi hanya dengan keengganan, lebih baik kau tinggalkan pekerjaanmu dan duduk di gerbang kuil dan menerima derma dari orang-orang yang berkerja dengan gembira.

Dan aku bisa melihat cinta dan kegembiraan bekerja pada wajah pasangan tua ini. Bukan main, tampak jelas betapa mereka mencintai pekerjaan mereka. Mereka bangga masih bisa mencari nafkah walaupun pemberian anak-anak mereka mencukupi. Aku hanya bisa membayangkan keceriaan dan semangat yang tentu mereka rasakan dalam hati, setiap mereka terjaga di pagi hari—pergi ke kebun, mungkin menanam benih baru, atau memetik sayuran segar untuk di bawa ke pasar. Semua itu lakukan dengan cinta dan kebanggaan dalam hati mereka.

Jika bercermin pada pasangan ini, aku bertaruh banyak orang muda yang merasa malu. Orang-orang muda yang selalu mengeluh kalau harus pergi bekerja, yang ingin hidup enak tanpa harus bekerja keras. Orang-orang seperti inilah yang tidak pantas menerima pemberian dan merekalah jenis orang yang berharap dipandang dan dikasihani, itu baru antara lain.

Aku pernah melihat orang-orang, yang berusia jauh lebih muda daripada pasangan ini, yang begitu bencinya bekerja sampai-sampai mereka selalu berusaha mencari celah untuk di salahgunakan dalam kebijakan-kebijakan organisasi mereka. Hal-hal seperti surat dokter lancung dan alasan-alasan palsu selalu mereka gunakan untuk bolos bekerja. Bagi mereka, membodohi majikan adalah kemenangan. Kadang aku bertanya-tanya yang bodoh itu sebenarnya siapa. ASTAGFIRULLAH….

Ibnu Al-Jawzi pernah berkata : Tak pernah aku melihat aib yang lebih menyedihkan dalam masyarakat daripada mereka yang berhenti bekerja padahal mereka sanggup melanjutkan.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....








Sumber : Mutiara Air Mata Muslimah
Read more...

Ingatlah! Pintu Taubat Sentiasa Terbuka...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Ada seorang manusia yang bertemu dengan syaitan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhirnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan. Ketika waktu s
ubuh berakhir dan orang itu tidak mengerjakan solat, maka syaitan pun sambil tersenyum berkata, “Orang ini memang sangat layak menjadi sahabatku..! “Begitu juga ketika waktu Dzuhur orang ini tidak mengerjakan solat, syaitan tersenyum lebar sambil berkata dalam hati, “Hampir pasti, inilah bakal teman sejati ku di akhirat nanti..!”Ketika waktu asar hampir habis tetapi temannya itu dilihatnya masih juga asyik dengan kegiatannya tanpa mempedulikan waktu solat, tiba-tiba, syaitan mulai terdiam…… .
Kemudian ketika datang waktu maghrib, temannya itu ternyata tidak solat juga, maka syaitan nampak mulai gelisah, senyumnya sudah berubah menjadi kecut. Dari wajahnya nampak bahwa ia seolah-olah sedang mengingat-ngingat sesuatu.

Dan akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu tidak juga mengerjakan solat Isya, maka syaitan menjadi sangat panik.

Ia rupanya tidak mampu untuk menahan diri lagi, di hampiri nya sahabatnya yang manusia itu sambil berkata dengan penuh ketakutan, “Wahai sahabat, aku terpaksa memutuskan persahabatan kita!”

Dengan keheranan manusia ini bertanya,”Kenapa engkau memungkiri janji. Bukankah baru tadi pagi kita berjanji akan menjadi sahabat?”.
“Aku takut! Aku sangat takut!”, jawab syaitan dengan suara gementar.

“Nenek moyangku saja yang dulu hanya sekali membangkang pada perintahNya, yaitu ketika menolak apabila disuruh sujud kepada Adam, maka Allah telah melaknatinya sehingga akhir zaman; apalagi engkau yang hari ini saja ku saksikan telah lima kali membangkang untuk bersujud padaNya. Tidak terbayangkan olehku bagaimana besarnya murka Allah kepadamu !”, kata syaitan sambil pergi.

Astaghfirullahal’azim.. semoga kita tidak tergolong dalam kalangan manusia seperti di atas. Lihatlah bagaimana ketika Adam diciptakan dan para malaikat diperintahkan tunduk kepadanya. Semua taat pada perintah Allah melainkan Iblis yang sombong dan takabur yang merasakan dirinya lebih mulia dan unggul serta diciptakan daripada api sedangkan Adam diciptakan dari lumpur. Atas sebab itu,iblis merasakan dia tidak patut menyembah Adam.

“dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada malaikat: Tunduklah(beri hormat) kepada nabi Adam. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan iblis; dia enggan dan takabur dan menjadilah dia dari golongan yang kafir.” (Al Baqarah 2:ayat 34)

Bagaimana pula dengan kita manusia? Kita masih tidak putus-putus melakukan kemungkaran,melakukan maksiat,berbuat dosa dan tidak melaksanakan perintahNya dengan begitu sahaja. Kita lalai daripada mengingatiNya! Akan tetapi adakah kita terus di azab oleh Allah swt dengan hanya sekali tidak melaksanakan perintah Allah seperti mana iblis? Tidak bukan? Kita senantiasa diberi peluang untuk bertaubat. Seperti mana firman Allah swt mafhumnya:

“katakanlah(wahai Muhammad): wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri(dengan perbuatan maksiat),janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah,karena sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia jugalah Yang Maha Pengampun,lagi Maha Mengasihani” (Al zumar:39)

Rasulullah saw juga bersabda: “Allah akan menerima taubat hambaNya selama mana nyawa belum sampai ke lehernya”

Subhanallah. Begitu sayang Allah kepada hambaNya. Pernahkah anda terpikir setelah bangun dari tidur; mengapa Allah menghidupkan aku pada hari ini? Adakah untuk saja-saja? Untuk enjoy? Tidak! Kita diberikan peluang oleh Allah untuk bertaubat kepadaNya. Namun,kita masih tidak menyadari hakikat tersebut dan bersenang senang dengan kehidupan dunia.

Manusia juga sering merengut bilamana Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan. Tidakkah kita terpikir? Bagaimana Allah tidak mengazab kita serta merta atas dosa yang dilakukan? Sesungguhnya Allah jauh lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya. Allah knows best.

“dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu,dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah),Allah jugalah Yang mengetahui (semuanya itu),sedang kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah 2:216)

Bersyukurlah anda masih lagi menghirup udara free. Bagaimana jika suatu hari nanti Allah menyekat nikmat udara itu? Wallahu’alam. Semoga kita daripada kalangan orang-orang yang telah/sempat bertaubat dan diterima taubat.
Aamiin ya Rahman.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....





Sumber : Mutiara Air Mata Muslimah
Read more...

AMALAN DIMALAM JUM'AT



Bismillaahir Rahmanir Rahiim

Betapa banyak orang lalai dari amalan-amalan di malam jum’at. Amalan-amalan khusus yang dianjurkan untuk dihidupkan dimalam jum’at yaitu membaca surat Al Kahfi dan memperbanyak shalawat. Mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal memperbanyak shalawat dan membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum
’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat.

1. Membaca surat al-Kahfi

Dalilnya:

Dari Sa’id al-Khudriy ia berkata,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ.

“Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah)”

(Shahiih, HR. Ad Darimi)1

2. Memperbanyak membaca shalawat kepada nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam

Sebagaimana sabda beliau, yang artinya:

“Perbanyaklah shalawat untukku pada hari jum’ah dan malam jumah, karena barangsiapa yang bershalawat untukku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali”

(Hadits Hasan riwayat al-Baihaqi di dalan Sunan al-Kubra. Lihat Silsilah ash-Shahihah 1407.)

Asy-Syaukani berkata mengenai hadits-hadits tentang shalawat pada hari jum’ah:

“Di dalam hadits-hadits itu (terdapat dalil) disyari’atkannya memperbanyak shalawat untuk Nabi pada hari jum’ah. Dan bahwa hal ituakan disampaikan kepada beliau, serta bahwa beliau hidup di dalamkuburnya.”

(Nailul Authar III/305)

Berkata Ustadz Abu Isma’il Muslim:

Hal ini tidak berarti boleh meminta-minta kepada Nabi, bahkan meminta kepada orang-orang yang telah mati itu adalah syirk yang besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam.

(Dikutip blogvbaitullah dari majalah As-Sunnah 07/IV/1421H hal 50 – 51)

Adapun lafazh-lafazh shalawat; ada banyak:

1. Dari Zaid bin Abdullah, ia berkata:

Sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi.

[Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi]”

(Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)

2. Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,

“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ucapkanlah :

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”

[Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]

(Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)

3. Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”

[Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]

Anjuran untuk bershalawat kepada nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam

Allåh berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah* dan malaikat-malaikat-Ny­a bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

(Al-Ahzaab: 56)

*Makna Shalawat Allah Ta’ala kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam

Sebagian ulama mengatakan bahwa makna shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah istigfar (mohon ampunan) dan dari manusia adalah do’a.

Namun makna shalawat dari Allah yang lebih tepat adalah sebagaimana yang dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’ dan Syarh Bulughul Marom, yakni sebagaimana perkataan Abul ‘Aliyah rahimahullah:

“Shalawat Allah adalah pujian-Nya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para malaikat.”

(HR. Bukhari no. 10)

Keutamaan Shalawat

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.”

(Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

(HR. Muslim no. 408)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”

(HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)

Allahumma shalli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad




Sumber : Mutiara Air Mata Muslimah
Read more...

Jumat, 21 Mei 2010

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

Seringkali orangtua menanyakan ke saya "Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak nurut dengan orangtua? Apa musti dipukul dulu baru nurut?". Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat "Kenapa musti harus dengan kekerasan?". Dan seringkali saya menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya:

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata "Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama."

Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00!!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya "Kenapa kau terlambat?". Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu."

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik."

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua "bibit" perilaku dan sikap ditanamkan. "Bibit" perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan "bibit" perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam "bibit" perilaku dan sikap itu.

Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya (baby sitter)? Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh "bibit" sikap dan perilaku yang baik.

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu "sebab". Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan "akibat" dari suatu "sebab" yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi "akibat" tanpa "sebab"? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita "nakal" tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi?

Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.

Wish you become the best parents in the world !

Sumber : Sayanganak.com
Read more...

Tidak Mengeluh

MENGELUH, sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita ucapkan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik
secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa waktu lalu saya berkumpul
dengan teman-teman lama saya. Seperti biasanya kami membicarakan
mengenai pekerjaan, pasangan hidup, masa lalu, dan berbagai macam hal
lainnya.

Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling
berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing, seolah-olah
siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat.

"Bos gue kelewatan masa udah jam 6, gue masih disuruh lembur, sekalian
aja suruh gue nginep di kantor!"

"Kerjaan gue ditambahin melulu tiap hari, padahal itu kan bukan "job-des"
gue"

"Anak buah gue memang bego, disuruh apa-apa salah melulu".

Mungkin kita semua pun melakukan hal tersebut setiap saat tanpa
menyadarinya.

Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula
kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman baik
saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia
pindah kerja dan setiap kali dia bekerja di tempat yang baru, dia
selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya.

Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan
atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa
terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan
selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai dia
belajar untuk tidak mengeluh.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa
orang, hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh
menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang
pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda
akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Menjadi seorang yang
pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi
tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan
menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan
teman-teman kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh
karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan
harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya
gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur.

Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal
yang dapat kita syukuri.

Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda
berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia? Sekarang ini
hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi
bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda
mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra.

Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuan
Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda
lembur atau memberikan pekerjaan tambahan. Bersyukurlah karena Anda
telah diberikan kepercayaan oleh Atasan Anda, mungkin dengan Anda
lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan promosi atau paling tidak
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru.

Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah
dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat
melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda
karena Anda terlalu sibuk mengeluh.

Mari Belajar:

1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari. Bersyukurlah
atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang
dapat Anda syukuri.

2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah
hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan
sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata
Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan
bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.

3. Anggaplah masalah besar adalah tanda Tuhan berkehendak menguji Anda
untuk naik tingkat ke level yang lebih baik (kematangan, kedewasaan,
dll.)

4. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang
bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang
positif atau tidak sama sekali.

"Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki,
maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri."

Sumber : http://argatikel.blogspot.com/
Read more...

MEMETIK BUAH KEIKHLASAN

Telah kita ketahui, betapa pentingnya dan besarnya peranan ikhlas dalam sebuah amalan, karena sebuah amalan tidak akan diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala jika pelakunya tidak mengikhlaskan amalannya tersebut karena Allah subhanahu wata'ala.
Dan ada beberapa keutamaan dan buah yang bisa dipetik dari keikhlasan kepada Allah subhanahu wata'ala, di antaranya adalah:

1. Mendapatkan syafa'at Nabi shalallahu 'alaihi wasallam
Shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan mendapatkan syafa'at engkau pada hari kiamat nanti?" Beliau menjawab:

مَنْ قَالَ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ

"Orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas dari lubuk hatinya." (HR. Al Bukhari)
Makna ikhlas di sini adalah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan sekaligus menjalankan konsekuensi-konsekuensi dari kalimat tersebut, yakni dia harus benar-benar mempersembahkan amal ibadahnya kepada Allah subhanahu wata'ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):
"Dan beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (An Nisa': 36)

2. Dibukakan baginya pintu-pintu langit
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam:

مَا قَالَ عَبْدٌ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله قَطٌّ مُخْلِصًا, إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ, حَتَّى يُفْضِيَ إِلَى الْعَرْشِ, مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

"Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas, kecuali pasti akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, sampai dia dibawa ke 'Arsy (tempat beristiwa'nya Allah), selama dia menjauhi perbuatan dosa-dosa besar." (HR. At Tirmidzi)

3. Diharamkan baginya An Nar (Neraka)
Sesungguhnya An Nar itu haram dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas kepada Allah subhanahu wata'ala sebagaimana sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam:

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا, بِدَعْوَتِهِمْ, وَصَلاَتِهِمْ, وَإِخْلاَصِهِمْ

"Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala menolong umat ini dengan adanya kaum yang lemah di antara mereka, dengan doa mereka, dengan shalat mereka, dan dengan keikhlasan yang ada pada mereka." (HR. An Nasa'i)

7. Dilapangkan dari masalah yang sedang menghimpitnya
Terkadang seorang muslim dihadapkan pada suatu masalah yang sangat pelik yang terkadang menjadikan dia berputus asa dalam mengatasinya. Namun amalan-amalan yang dilakukan dengan ikhlas dapat dijadikan sebagai wasilah (perantara) dalam berdo'a kepada Allah subhanahu wata'ala untuk dihilangkannya berbagai masalah yang sedang menghimpitnya?
Hal ini pernah menimpa tiga orang pada zaman dahulu ketika mereka terperangkap di dalam sebuah goa. Kemudian Allah subhanahu wata'ala selamatkan mereka karena do'a yang mereka panjatkan disertai dengan penyebutan amalan-amalan shalih yang mereka lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wata'ala.
Kisah selengkapnya bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin hadits no. 12.

8. Husnul Khatimah
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seseorang yang telah membunuh 99 bahkan 100 orang. Kemudian orang tersebut hendak bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi akhirnya orang tersebut meninggal sebelum beramal kebajikan sedikitpun.
Namun Allah subhanahu wata'ala terima taubatnya karena keikhlasan dia untuk benar-benar bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala, dan dia pun tergolong orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Kisah selengkapnya juga bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin hadits no. 20.

9. Benteng dari godaan setan
Setan dan bala tentaranya akan senantiasa menggoda umat manusia seluruhnya sampai hari kiamat. Namun hanya orang-orang yang ikhlaslah yang akan selamat dari godaan mereka ini. Hal ini diakui sendiri oleh pimpinan para setan yaitu iblis, sebagaimana Allah subhanahu wata'ala sebutkan pengakuannya itu dalam Al Qur'an (artinya):
"Iblis berkata: "Wahai Tuhanku, oleh sebab Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka." (Al Hijr: 39-40)

10. Selamat dari jurang kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala
Tercatat dalam sejarah, bagaimana dahsyatnya godaan yang dialami Nabi Yusuf ? ketika diajak berzina oleh seorang istri pejabat negeri waktu itu. Namun Allah subhanahu wata'ala selamatkan dia dan Allah subhanahu wata'ala palingkan dia dari perbuatan tersebut. Allah subhanahu wata'ala kisahkan peristiwa ini di dalam Al Qur'an (artinya):
"Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian." (Yusuf: 24)
Apa sebabnya?
"Sesungguhnya dia (Yusuf) itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas." (Yusuf: 24)

11. Senantiasa di atas kebaikan
Diriwayatkan oleh Ja'far bin Hayyan dari Al Hasan, bahwa beliau berkata: "Senantiasa seorang hamba itu berada dalam kebaikan, jika berkata, (ikhlas) karena Allah subhanahu wata'ala, dan jika beramal, (ikhlas) karena Allah subhanahu wata'ala."

KEUTAMAAN IKHLAS DALAM MENJALANKAN RUKUN ISLAM
Agama Islam itu memiliki lima rukun berdasarkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَحَجِّ بَيْتِ اللهِ الْحَرَامِ

"Islam itu dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah Al Haram." (HR. Al Bukhari, Muslim).
Barangsiapa yang melaksanakannya dengan keikhlasan kepada Allah subhanahu wata'ala, maka dia telah membangun bangunan Islam ini dengan pilar-pilar yang sangat kuat sehingga dia tetap istiqamah di atas agama Islam sampai dia dipanggil ke haribaan-Nya.
Di samping itu ada beberapa keutamaan khusus yang terdapat pada masing-masing amalan rukun Islam tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berikut:

1. Ikhlas dalam syahadat
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوْتُ وَهِيَ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنِّيْ رَسُولُ اللهِ, يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ مُؤْمِنٍ, إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ

"Tidaklah ada satu jiwa pun yang meninggal dalam keadaan bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dan aku adalah Rasulullah yang itu semua kembali kepada hati seorang mukmin (ikhlas dari lubuk hatinya), kecuali Allah akan beri ampunan kepadanya." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, lihat Ash Shahihah, no. 2278)

2. Ikhlas dalam Shalat
Keutamaannya sebagaimana yang disabdakan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berikut:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ, فَيُحْسِنُ الْوُضُوْءَ, ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ, يُقْبِلُ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ, إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

"Tidaklah ada seorang muslim yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian menegakkan shalat dua rakaat dengan menghadirkan hati dan wajahnya (ikhlas), kecuali wajib bagi dia untuk masuk Al Jannah." (HR. Muslim)

3. Ikhlas dalam Menunaikan Zakat
Pernah salah seorang shahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam datang kepada beliau dan menanyakan tentang Islam. Beliau pun menjawabnya dengan menyebutkan beberapa perkara, di antaranya adalah kewajiban membayar zakat. Kemudian shahabat tadi pergi dan mengatakan:

وَاللهِ! لاَ أَزِيْدُ عَلَى هَذَا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ

"Demi Allah, aku tidak akan menambah (dari yang disebutkan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam) dan tidak akan menguranginya." (HR. Al Bukhari, Muslim)
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pun bersabda:

أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ

"Sungguh dia beruntung jika benar-benar jujur dalam ucapannya."
Di antara konsekuensi kejujuran seseorang adalah hendaknya dia benar-benar ikhlas karena Allah subhanahu wata'ala dalam amalannya tersebut.

4. Ikhlas dalam Menjalankan Puasa Ramadhan
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Al Bukhari, Muslim)

5. Ikhlas dalam Ibadah Haji
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حَجَّ لِلّهِ, فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

"Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji semata-mata ikhlas karena Allah, dan dia tidak melakukan perbuatan kotor dan dosa dalam hajinya tersebut, maka dia kembali dalam keadaan seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya (suci dan bersih dari dosa)." (HR. Al Bukhari, Muslim)
Read more...

Lemparan Batu

Suatu hari, tampak seorang pengusaha muda sedang melaju di jalan raya mengendarai mobil mewah yang baru dibelinya. Perasaan puas, bangga dan senang menyelimutinya karena memiliki mobil yang sudah lama diidam-idamkan.

Tiba-tiba, saat sedang asyik menyetir, dia melihat seorang anak kecil menggerakkan tangan ke arah mobilnya yang disusul suara keras menghantam mobil. "Pletak…!!!" Suara itu terdengar nyaring di sebelah kiri pintu mobil. Sebuah batu kecil mengenai mobil baruya. Spontan, karena kaget, pengusaha muda itu menekan rem mobil kuat-kuat. Dengan perasaan geram, mobil pun segera dimundurkan ke arah dari mana batu itu dilempar
Dia bergegas turun untuk melihat apa yang terjadi dengan pintu mobil kesayangannya. "Aduh bener-bener kurang ajar!" Dia memaki sambil tangannya mengusap sayang goresan di pintu mobil. Amarahnya memuncak Dengan segera matanya menangkap sosok anak kecil yang tadi dilihatnya melempar sesuatu ke arah mobilnya. Dihampiri anak itu dengan tangan terkepal menahan marah, "Hai kamu! Lihat apa yang telah kamu lakukan pada mobil kesayanganku, lihat goresan itu!" Teriaknya penuh amarah sambil bersiap-siap akan memukul.

Si anak tampak pucat dan gemetar ketakutan. Dia berusaha meminta maaf. "Maaf Pak, maaf. Saya salah dan benar-benar minta maaf. Sebab saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, matanya berkaca-kaca dan tangannya memohon ampun.
"Maaf Pak, saya melempar batu itu karena tidak ada seorang pun yang mau berhenti." Dengan airmata berurai yang mulai berjatuhan di pipi, anak tadi menunjuk ke suatu arah. "Itu di sana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir terjatuh dari kursi rodanya dan kesakitan. Saya tidak kuat mengangkatnya dan tidak ada seorang pun yang mau behenti menolongnya," ucapnya sambil terisak dan pandangan mata berharap.

"Tolong kakak saya Pak." Melihat ketulusan si bocah, sang pengusaha itu tidak mampu berkata apa-apa. Amarahnya pun mulai reda. Tak lama, dia menghampiri dan mengangkat si cacat yang tengah mengerang kesakitan, lalu dia dudukkan ke kursi roda.
Si bocah pun tak henti-hentinya berterima kasih dan mengucapkan maaf. "Terima kasih Pak, semoga Tuhan membalas kebaikan hati Bapak. Dan sekali lagi maaf telah melukai mobil Bapak." Lalu, si bocah kecil itu pun kembali mendorong kursi roda kakaknya untuk melanjutkan perjalanan. Sementara si pengusaha muda itu kembali mengendarai mobilnya sambil merenungi kejadian yang baru saja dia alami.

"Hidup akan jauh lebih indah dan bermakna jika kita mampu menyisihkan sebagian rezeki, waktu, dan tenaga untuk memperhatikan dan membantu orang lain yang membutuhkan."

Sumber : http://argatikel.blogspot.com/
Read more...
 
 

Designed by: Compartidísimo
Scrapping elements: Deliciouscraps©